Sholat tahajud memiliki banyak keutamaan, salah satunya adalah dapat mencegah perbuatan dosa dan menghilangkan penyakit dari badan. Sholat tahajud dilaksanakan pada waktu malam setelah tidur.
Mengutip dari buku Shalat Tahajud dalam Al-Quran (Manfaat Shalat Tahajud bagi Kesehatan Mental) oleh Muhafizah el-Feyza, kata tahajjud berasal dari kata “hujud” yang berarti tidur. Menurut Al-Biqa’i sebagaimana dikutip dalam tafsir Al-Misbah karya M.Quraish Shihab bahwa tahajud adalah meninggalkan tidur dan menunaikan sholat.
Sebutan lain dari sholat tahajud ialah sholat lail atau sholat malam karena dilaksanakan yang sama dengan waktu tidur. Muhafizah dalam bukunya menjelaskan, bilangan rakaat sholat tahajud tidak dibatasi. Rasulullah SAW mendirikannya dengan jumlah rakaat yang beragam, mulai dua rakaat sampai dua belas rakaat.
Walaupun begitu ada waktu yang paling mustajab atau dianjurkan untuk melaksanakan shalat tahajud, yaitu sepertiga malam terakhir. Sepertiga malam terakhir berarti lepas tengah malam hingga masuknya waktu subuh.
Shalat ini bisa dikerjakan sedikitnya dua rakaat dan sebanyak-banyaknya tidak terbatas. Jika mengerjakan sholat tahajud pada waktu tersebut,Insya Allah doanya akan diijabah oleh Allah SWT.
Allah berfirman dalam surat Al Israa 79-82
“Dan pada sebahagian malam hari bersembahyang tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu: mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji. Dan katakanlah: Ya Tuhan-ku, masukkanlah aku secara masuk yang benar dan keluarkanlah (pula) aku secara keluar yang benar dan berikanlah kepadaku dari sisi Engkau kekuasaan yang menolong. Dan katakanlah:Yang benar telah datang dan yang batil telah lenyap Sesungguhnya yang batil itu adalah sesuatu yang pasti lenyap”
Tata Cara Shalat Tahajud
Mengenai cara shalat tahajud tidak jauh berbeda dengan sholat sunnah umumnya.
Adapun tata cara Shalat Tahajud yang dikutip dari ceritaislami.net yaitu sebagai berikut :
1. Membaca niat shalat tahajud seperti yang terlah tertulis di atas dengan suara yang pelan saja, diikuti dengan artinya di baca dalam hati.
2. setelah membaca niat dilanjutkan dengan membaca takbir, (membaca Allahhuakbar) sambil tangannya di angkat ke atas
3. Kemudian membaca doa iftitah (sunah)
4. Lalu membaca surat alfatihah, setelah alfatihah membaca surat pendek yang ada dalam Al Quran yang telah dihafal, seperti surat Al Ikhlas, Annas, Alfalaq, dan lain-lain
5. Kemudian lanjutkan seperti pada langkah langkah sholat pada umumnya. Seperti rukuk, sujud, hingga salam.
Setelah salam disunahkan membaca bacaan wirid, tasbih, tahmid, takbir, sholawat, istigfar, kemudian membaca doa sholat tahajud.
Mengenai tata cara sholat tahajud, sholat sunnah ini dikerjakan 2 rakaat, 2 rakaat dengan jumlah rakaat tak terbatas.
Walaupun begitu menurut hadits HR Bukhari dan Muslim, Rasulullah SAW tidak pernah mengerjakan sholat tahajud lebih dari 11 atau 13 rakaat (jumlah rakaat dengan witir).
Jadi tak ada salahnya jika kita mengikuti kebiasaan Rasulullah SAW.
Sebelum mengerjakan sholat tahajud, bacalah niat seperti berikut ini:
Ushallii sunnatat-tahajjudi rak’ataini (mustaqbilal qiblati) lillaahi ta’aalaa.
Artinya:
“Aku niat sholat sunnah tahajud dua rakaat (dengan menghadap kiblat) karena Allah Taala.”
Setelah membaca niat sholat tahajud, lakukan sholat 2 rakaat dengan 2 kali sujud dan 1 kali salam.
Waktu Terbaik Sholat Tahajud
Kapan waktu terbaik mendirikan Sholat Tahajud agar doa-doamu dikabulkan?
Waktu terbaik dalam mengerjakan Sholat Tahajud pada sepertiga malam. Jumlah rakaat Sholat Tahajud sedikitnya dua rakaat dan sebanyak-banyaknya tidak terbatas. Sholat Tahajud termasuk shalat sunnat mu’akad atau sholat yang dikuatkan oleh syara’.
Untuk niat shalat tahajud tidak jauh berbeda atau hampir sama dengan sholat sunnah lainnya, cukup pendek dan mudah untuk diingat.
Doa Sholat Tahajud
Rasulullah juga mengajarkan doa khusus untuk shalat tahajud.
Yakni doa shalat tahajud yang dibaca sebagai doa iftitah:
Dari riwayat Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu:
“Allahumma lakal hamdu anta qayyimus samawaati wal ardhi wa man fiihinna, wa lakal hamdu laka mulkus samawaati wal ardhi wa man fiihinna, wa lakal hamdu anta nuurus samawaati wal ardhi wa man fiihinna, wa lakal hamdu anta malikus samawaati wal ardhi, wa lakal hamdu antal haqqu, wa wa’dukal haqqu, wa liqaa-ukal haqqu, wal jannatu haqqun, wan naaru haqqun, wan nabiyyuuna haqqun, wa Muhammadun shallallahu ‘alaihi wa sallama haqqun, was saa’atu haqqun, allahumma laka aslamtu, wa bika aamantu, wa ‘alaika tawakkaltu, wa ilaika anabtu, wa bika khaashamtu, wa ilaika haakamtu, faghfir lii maa qaddamtu, wa maa akhkhartu wa maa asrartu wa maa a’lantu, antal muqaddimu, wa antal muakhkhiru, laa ilaaha illa anta aw laa ilaaha ghairuka wa laa haula wa laa quwwata illa billahi,”
“Ya Allah, hanya milik-Mu segala puji, Engkau cahaya langit dan bumi serta siapa saja yang ada di sana. Hanya milikMu segala puji,
Engkau yang mengatur langit dan bumi serta siapa saja yang ada di sana. Hanya milikMu segala puji, Engkau pencipta langit dan bumi serta siapa saja yang ada di sana. Engkau Maha benar, janji-Mu benar, firman-Mu benar, pertemuan dengan-Mu benar. Surga itu benar, neraka itu benar, dan kiamat itu benar.
“Ya Allah, hanya kepada-Mu aku pasrah diri, hanya kepada-Mu aku beriman, hanya kepada-Mu aku bertawakkal, hanya kepada-Mu aku bertaubat,
hanya dengan petunjuk-Mu aku berdebat, hanya kepada-Mu aku memohon keputusan, karena itu, ampunilah aku atas dosaku yang telah lewat dan yang akan datang, yang kulakukan sembunyi-sembunyi maupun yang kulakukan terang-terangan.
Engkau yang paling awal dan yang paling akhir. Engkau Tuhanku. Tiada tuhan yang berhak disembah kecuali Engkau. (HR. Muslim, Ibnu Majah dan Ahmad)