Teknologi pada Fitur AI (Artificial Intellegence) atau kecerdasan buatan mampu membuat hasil gambar foto pada ponsel bersaing pada kamera DSLR. Vice President of Product Management for Cameras Qualcomm, Judd Heape mengatakan kalau fotografi smartphone telah menggunakan pembelajaran mesin (machine learning) besar-besaran selama bertahun-tahun.
Hal itu dipakai untuk menjalankan tugas seperti pengurangan kebisingan, penghapusan objek/bayangan/refleksi, mengurangi video judder, dan lainnya. Dia merasa kalau itu bisa menjadi fokus terbesar untuk brand ponsel maupun produsen chip dalam beberapa tahun ke depan.
“Ke depan, kami melihat lebih banyak kemampuan AI untuk memahami scene, perbedaan antara kulit dan rambut, serta kain dan latar belakang maupun hal lain semacam itu,” ungkap Heape, dilansir dari Android Authority, Senin (26/9/2022).
“Semua piksel tersebut ditangani secara berbeda secara real-time, tidak hanya post-processing beberapa detik setelah snapshot diambil, tetapi secara real-time selama seperti perekaman video camcorder,” tambah dia.
Penggunaan AI sendiri telah berkembang jauh sejak pertama kali dikenalkan di tahun 2018. Namun Heape menjelaskan bahwa AI di fotografi dibagi dalam empat tahap.
Tahap pertama, AI dipakai untuk memahami hal tertentu dalam sebuah gambar maupun adegan. Tahap kedua, AI mengontrol apa yang disebut fitur 3A seperti auto-focus, auto-white balance, dan auto-exposure adjustments.
Baca Juga : Bahaya Menggunakan VPN Yang Wajib Di Waspadai
Ia menilai kalau saat ini industri masih dalam tahap ketiga dari permainan fotografi AI, yang mana AI dipakai untuk memahami berbagai segmen atau elemen pemandangan.
Nah di tahap keempat inilah Heape mengaku kalau teknologi AI di kamera smartphone bisa melampaui kamera DSLR. Hal itu diyakini terjadi dalam waktu tiga sampai lima tahun ke depan.
“Tiga hingga lima tahun lagi kita akan mencapai holy grail fotografi AI,” tutur dia.
Kendati begitu, ponsel memiliki komponen lebih kecil karena bentuknya yang lebih tipis dari kamera DSLR. Heape juga mengakui hal itu, meskipun dia optimistis kalau smartphone bisa melewatinya.
“Dalam hal menuju kualitas gambar DSLR, ya. Saya pikir sensor gambar ada di sana, saya pikir jumlah inovasi yang masuk ke sensor gambar mobile lebih cepat dan maju daripada apa yang terjadi di industri lainnya,” paparnya.
Lebih lanjut ia menguraikan kekuatan pemrosesan yang tersedia di dalam smartphone sebagai keunggulan signifikan ketimbang kamera DSLR. Menurut dia, pemrosesan di chip Snapdragon 10 kali lebih baik daripada yang dapat ditemukan di kamera Nikon dan Canon, baik itu yang tertinggi maupun terendah.
“Dan itulah mengapa kami dapat benar-benar mendorong penghalang pada kualitas gambar. Sebab meskipun kami memiliki lensa kecil dan sensor gambar kecil, kami melakukan pemrosesan berkali-kali lebih banyak daripada yang dapat dilakukan pada DSLR,” jelasnya.